Sebagian besar pembudidaya ikan membeli pakan untuk
membesarkan ikan. Formulasi pakan awalnya berkembang untuk tujuan ini. Seiring
semakin dalamnya pemahaman ahli nutrisi pakan ikan dan juga dipicu oleh majunya
riset nutrisi manusia muncullah istilah pakan fungsional. Yakni pakan untuk
fungsi tertentu di luar fungsi dasarnya. Istilah ini sering diusung oleh
produsen pakan terkini. Dalam ilmu nutrisi manusia, makanan fungsional
seringkali difokuskan untuk meningkatkan status kesehatan, mengurangi risiko
penyakit dan mengobatinya. Dalam akuakultur, sepertinya jangkauan ini menjadi
lebih luas.
Pakan fungsional
Selain aspek pemanfaatan pakan yang efisien dengan rendahnya
nilai FCR, efektifitas pakan adalah hal penting. Pada saat tertentu pakan ikan
membutuhkan zat pakan atau non-pakan agar ikan menunjukkan hasil tertentu.
Inilah yang disebut pakan fungsional. Pakan fungsional bukanlah suplemen tetapi
pakan utuh yang diperkaya dengan bahan tambahan pakan dengan klaim fungsi
tertentu. Dengan demikian pemberian bahan tambahan pakan telah berinteraksi
positif dengan komposisi pakan aslinya, karena mungkin saja suplemen tertentu
malah tidak berfungsi pada formula pakan tertentu. Dengan demikian klaim pakan fungsional
(dalam bentuk pakan) harus dapat dibuktikan secara ilmiah bukan semata suplemen.
Pembenihan
Pada saat gonad mulai matang, induk ikan mengurangi asupan
pakannya. Membesarnya gonad mengecilkan volume saluran pencernaan sehingga
menurunkan jumlah pakan yang dapat dikonsumsi. Kekurangan nutrisi pakan untuk
pembentukan telur diambil induk dari cadangan makanan di lemak tubuh dan otot.
Cadangan makanan yang berkualitas menentukan gonad yang berkualitas. Dengan
demikian diperlukan sejenis pakan
pra-pematangan untuk calon induk. Ini diperlukan terutama bagi ikan yang
fase interval pemijahannya lama. Menjelang ovulasi, penguatan nutrisi
diperlukan kembali dalam bentuk pakan
pematangan yang diarahkan untuk memperlancar pembentukan hormon reproduksi.
Proses pra-pematangan dan pematangan gonad membutuhkan nutrisi
esensial yang seimbang. Kekurangan protein dan asam amino seimbang akan
menghambat pembentukan vitellogenin yakni protein yang dibuat di hati dan
khusus disimpan pada telur. Selain itu pembentukan hormon protein yang
berhubungan dengan reproduksi juga terhambat seperti GnRH (gonadotropin releasing hormon). Hormon steroid seperti prostaglandin juga berperan dalam reproduksi dan membutuhkan asam lemak esensial
(EFA, essential fatty acid) sebagai
bahan dasarnya. Sebagai contoh, induk ikan air laut membutuhkan perbandingan
asam lemak omega 3/omega 6 yang lebih
tinggi dibanding induk ikan air tawar.
Vitamin sangat penting dalam pembentukan gonad. Vitamin E melindungi
asam lemak esensial dari oksidasi. Vitamin E yang teroksidasi pada fase lipid
dapat digunakan kembali dengan direduksi oleh vitamin C. Glutathione akan mereduksi
vitamin C, dan glutathione direduksi kembali oleh NADP memberikan hidrogennya.
Selain nutrisi tersebut, vitamin A, vitamin B1 dan mineral juga menentukan
kualitas telur yang berefek pada daya tetas dan daya tahan larva. Namun nutrisi
jenis ini masih kurang dikaji.
Pada pemberian pakan buatan untuk larva dimana pembentukan
enzim pada larva masih terbatas, pakan enzim
dapat diberikan. Enzim membantu larva untuk mencerna zat-zat kompleks dalam
pakan menjadi nutrisi siap serap. Produsen benih kadang juga berkeinginan untuk
menghasilkan benih yang mampu memanfaatkan nutrisi tertentu dalam level tinggi
seperti karbohidrat. Tujuannya agar hemat biaya pakan. Beberapa peneliti
melihat kemungkinan diaturnya kembali kemampuan benih untuk memanfaatkan
karbohidrat dengan sejak awal merangsang larva dengan pemberian glukosa.
Kemampuan ini akan terbawa terus sampai ikan dewasa. Pakan seperti ini disebut
sebagai pakan reprogramming.
Pembesaran
Dibandingkan di alam bebas, salmon budidaya lebih cepat
matang gonad. Efeknya, efisiensi pakan dan kualitas daging ikan turun. Saat ini
pakan penunda kematangan dapat diaplikasikan.
Pemberian asam lemak tetradesiltioasetat (TTA) ternyata dapat memperlambat
kematangan dengan meningkatkan pemanfaatan lemak melalui jalur beta oksidasi di
mitokondria. Akibatnya, lemak tidak disimpan berlebihan.
Ketergantungan pada tepung ikan dan minyak ikan, menyebabkan
budidaya komoditas ekonomis dianggap tidak ramah lingkungan dengan demikian
berarti tidak berkelanjutan. Pada udang vanname, aplikasi Bacillus subtilis pada tepung kedelai dapat menggantikan tepung
ikan. Ini berpotensi sebagai pakan
organik yang mensyaratkan zero tepung
ikan dalam pakan. Lebih lanjut perlu diperhatikan bahwa tepung kedelai yang
dipakai tidak berasal dari kedelai transgenik.
Fosfat sering kali menjadi limbah budidaya yang memicu penyuburan
perairan. Ini disebabkan ketersediaan fosfat pada pakan rendah karena terikat
dengan asam fitat. Untuk mengatasinya diberikan pakan rendah limbah fosfat, dengan pemberian phytase pada pakan.
Pada ikan yang beradaptasi dari air tawar ke air laut,
kelangsungan hidup lebih tinggi jika diberi garam dapur pada pakannya. Dengan
demikian satu lagi jenis pakan fungsional muncul yaitu pakan adaptasi.
Pencegahan dan pengobatan penyakit
Sebelum memberi obat berilah pakan yang berkualitas. Jangan terburu
menyimpulkan jika ikan sakit disebabkan oleh pathogen sebelum mengecek kualitas
pakan yang diberikan. Ada sebuah ungkapan menarik yang memenangkan lomba
ungkapan bijak di Inggris tentang makanan dan obat, diubah sedikit sesuai topik
ini, “Biarkan pakan menjadi obat ikanmu, jika tidak maka obat ikan akan menjadi
pakanmu.”
Pembatasan secara ketat penggunaan antibiotik dalam budidaya
ikan mengharuskan produsen pakan melirik alternatif lain untuk menjaga ikan
tetap sehat. Secara nutrisional, ada empat strategi utama berdasarkan ancaman
terhadap status kesehatan ikan yakni pakan untuk kesehatan usus, mengurangi
efek stress, merangsang kekebalan dan mengobati penyakit. Pakan pemodulasi usus meningkatkan kesehatan usus dengan kandungan
mikroba yang menguntungkan (probiotik, ex. Lactobacillus),
karbohidrat tak tercerna (prebiotik, ex: FOS/fructo oligosakarida) dan asam
lemak rantai pendek (short chain fatty
acid, ex: asetat, butirat, propionat).
Saat ikan lemah karena, misalnya, handling dan perubahan
lingkungan, Pakan peredam stress dapat
diberikan, additif yang dikandungnya dapat berupa antioksidan dalam jumlah
tinggi seperti vitamin C dan E, selenium, dan antioksidan tanaman seperti karotenoid.
Pakan ini menetralkan radikal bebas hasil metabolisme saat tubuh lemah dan
kurang menghasilkan antioksidan alaminya sendiri seperti katalase dan super oxidase
dismutase.
Saat mikroba pathogen mulai menyerang, sistem kekebalan
tubuh perlu cepat dirangsang, terutama jenis kekebalan non-spesifik melalui
fagositosis dengan memberikan pakan immunostimulan.
Suplemen dalam pakan immunostimulan
sebagai contohnya adalah senyawa beta glukan yang berasal dari dinding sel
jamur dan fucoidan dari Gracillaria.
Sedangkan Saat mikroba mulai mengkoloni dan menunjukkan
gejala klinis penyakit, pakan obat
diberikan. Pakan obat tidak mengandung antibiotik untuk manusia, tapi berupa
antimikroba alami dari tanaman. Contoh yang cukup efektif adalah allicin dan
quercetin dari bawang putih dan bawang merah. Minyak biji jintan hitam juga
terbukti efektif. Sekarang, telah banyak ekstrak tanaman yang diuji dan
menunjukkan efek antimikroba. Ekstrak tanaman juga disinyalir menghambat
komunikasi antar bakteri pahtogen sehingga mengurangi keganasannya.
Kualitas daging ikan
Faktor keamanan pangan menjadi isu tambahan bagi
produk-produk akuakultur. Kandungan logam berat pada ikan yang melebihi ambang
batas dapat menyebabkan produk ikan ditolak pasar. Pakan detoksifikasi yang mengandung chitosan terbukti mampu
mengurangi kandungan cadmium dengan
mengikatnya secara fisik pada gugus fungsi glukosaminnya.
Selain logam berat, zat toksin dioksin dan aflatoksin (racun
jamur) dapat berkurang dengan pemberian serbuk arang aktif. Selain menyerap
racun serbuk arang aktif juga berguna sebagai pakan depurasi yakni pembersihan saluran pencernaan ikan dan
menghilangkan bau lumpur akibat geosmin
dan methyl isoborneol dari alga hijau
biru.
Ikan budidaya dikenal mengalami penurunan kualitas daging
dibanding kerabatnya di alam liar. Salah satu penyebabnya adalah tingginya
lemak jenuh dan karbohidrat pada pakan. Tanpa hal ini harga pakan akan
melambung. Untuk memperbaiki kualitas daging, pakan tinggi EFA (asam lemak tak jenuh) perlu diberikan pada bulan
menjelang panen. Pada salmon dengan preferensi konsumen tinggi untuk warna
daging pink biasanya diberikan pakan penguat
warna yang mengandung astaksantin tinggi.
Aplikasi
Pakan fungsional diarahkan untuk tujuan tertentu. Pembuatan
pakan fungsional secara massal dan layak secara ekonomis bergantung pada
kebutuhan pasar pada masalah tertentu yang ingin dipecahkan. Jika masalah
nutrisional tersebut tidak membutuhkan pakan dalam jumlah banyak maka suplemen
saja cukup untuk pasar. Di lain pihak, pemberian pakan fungsional yang tidak
pada tempatnya malah akan mengganggu metabolisme ikan secara normal. Selain itu
biaya bertambah tanpa memperoleh keuntungan. Sebagai contoh peningkatan
kekebalan dengan immunostimulan setiap saat dapat menurunkan pertumbuhan karena
penggunaan energi menjadi terbagi. Sistem kekebalan juga mengalami kejenuhan
sehingga efek immunostimulan menjadi hilang.
Uraian diatas menunjukkan betapa banyaknya manfaat zat
nutrisi dan non-nutrisi yang bisa diberikan bersama pakan.