Kelangsungan hidup post larva udang pisang naik hampir dua kali lipat dibanding kontrol dengan probiotik fermentatif
Ibnu Sahidhir1*, Wahyudi2, Abidin Nur1
1Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee
2Universitas Abul Yatama, Provinsi Aceh
Abstrak
Dalam akuakultur, istilah probiotik ditujukan tidak hanya untuk mengoptimalkan kesehatan tubuh biota tetapi juga sebagai bioremediator air. Karena beberapa alasan seperti rendahnya kebutuhan oksigen dan pencegahan putrefaksi, probiotik yang bersifat fermentatif lebih baik dibandingkan probiotik aerobic. Selain itu vitamin yang dihasilkannya dapat meningkatkan kekebalan tubuh biota. Eksperimen ini bertujuan untuk menguji keefektifan probiotik fermentatif (sebuah produk kerjasama yang melibatkan BPBAP Ujung Batee dan sebuah probiotik formulasi sendiri) terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang pisang dibandingkan dengan vitamin C sebagai pemacu sistem kekebalan tubuh dan kondisi biasa/kontrol. Dalam eksperimen ini ada 4 perlakuan yakni probiotik fermentatif komersil (10 ppm 2 hari sekali), probiotik RABAL (ragi dan bakteri asam laktat) (100 ppm tiap hari), vitamin C (0,4 ppm tiap hari), dan kontrol. Tiap perlakuan memiliki 3 ulangan. Tiap ulangan adalah sebuah wadah berisi 20 liter air laut dan 1000 ekor post larva 3 udang pisang (kepadatan 50 ekor/L). Pakan yang diberikan adalah artemia dan pakan buatan disesuaikan dengan standard pembenihan udang BPBAP Ujung bate. Pemeliharaan dilakukan selama 12 hari (PL3-PL15). Percobaan menunjukkan hasil sebagai berikut: probiotik fermentatif komersil 72,1%, RABAL 70,7%, vitamin C 45,43%, control 38,4%. Eksperimen ini menunjukkan bahwa probiotik fermentative dapat meningkatkan kelangsungan hidup (SR) post larva (PL) udang pisang hampir 2 kali lipat dari control dan 56% lebih baik dibandingkan dengan perlakuan vitamin C. Sedangkan untuk pertumbuhan tidak berbeda nyata secara statistic.
Kata kunci: probiotik fermentatif, kelangsungan hidup, pertumbuhan, post larva udang pisang