Oleh: Agus Putra A. Samad
Pemeliharaan benih
Setelah benih berumur 2
minggu, maka pakan harus diganti dengan ukuran yang lebih besar seperti moina,
dapnia dan tubifex, agar sesuai dengan bukaan mulut benih. Pada usia ini, benih
juga sudah bisa diberi pakan komersil berupa pellet yang berukuran halus. Frekwensi
serta jumlah pakan yang diberikan perlu diatur dan disesuaikan dengan kondisi
benih.
Kestabilan suhu juga
perlu dijaga karena perubahan suhu yang drastis akan menyebabkan terjadinya
stress pada benih. Sebaiknya suhu dipertahankan pada kisaran 28-30 oC.
Untuk menjaga agar wadah pemeliharaan tetap bersih, maka lakukan penyiponan
setiap hari agar sisa pakan dan feses hilang, sehingga tidak terjadi keracunan
pada benih.
Pada pemeliharaan secara
intensif, benih lele biasanya akan dipelihara secara khusus dalam bak
pemeliharaan atau bak pendederan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dengan tingkat kelulushidupan yang tinggi sebaiknya benih dipelihara dalam
media yang memilki sistem sirkulasi air. Hal ini dimaksudkan agar selain benih
lebih aktif bergerak, juga agar media pemeliharaan tersebut selalu berada dalam
kondisi kualitas air yang baik.
Biasanya pada media kolam pembenihan air
tenang, pada dindingnya lebih mudah menempel lumut yang dikhawatirkan akan
menjadi tempat berkembangnya jamur ataupun parasit yang merugikan. Selain itu
sisa-sisa pakan yang menumpuk akan menimbulkan bau busuk yang dapat menurunkan
kualitas air.
Dari semua tahapan
perkembangan ikan lele, masa larva hingga mencapai ukuran benih merupakan
tahapan paling rentan atau kritis yang membutuhkan perhatian ekstra dari para
pembudidaya. pemberian pakan secara teratur dan jumlah yang cukup amatlah
penting untuk mencegah terjadinya kanibalisme (@agusputrasamad).