@Ibnu Sahidhir
Selama tahap pemeliharaan larva, kondisi hatcheri udang dibuat seoptimal mungkin dengan kebutuhan fisiologis larva. Akibatnya, ketika udang ditransfer ke kondisi yang fluktuatif di alam bebas, benih tidak mampu beradaptasi dan berakhir pada SR yang rendah. Alternatifnya adalah diperlukan adanya pendederan/pentokolan yakni fase pemeliharaan transisi diantara PL yang relatif lemah dan juvenil yang lebih kuat. Sebuah fase yang mengakomodasi segi kontrol dan lingkungan alaminya.
Selama tahap pemeliharaan larva, kondisi hatcheri udang dibuat seoptimal mungkin dengan kebutuhan fisiologis larva. Akibatnya, ketika udang ditransfer ke kondisi yang fluktuatif di alam bebas, benih tidak mampu beradaptasi dan berakhir pada SR yang rendah. Alternatifnya adalah diperlukan adanya pendederan/pentokolan yakni fase pemeliharaan transisi diantara PL yang relatif lemah dan juvenil yang lebih kuat. Sebuah fase yang mengakomodasi segi kontrol dan lingkungan alaminya.
Kekurangan metode ini adalah pada cara panen. Juvenil umumnya dipanen dengan cara yang kasar sehingga kematian karena sebab ini bertambah. Solusinya petak pentokolan dibuat di dalam atau sedekat mungkin dengan tambak sehingga handling kasar bisa dikurangi.
Berikut ini langkah-langkah sederhana dalam kegiatan pentokolan udang windu yang dilakukan dalam bak 50 ton, fasilitas yang berbeda bisa menyesuaikan.
- Bak pentokolan disiram kaporit 1000 ppm pada dinding dan dasar bak, dan dibiarkan selama 1 hari.
- Bak dibersihkan dengan menyikat dinding dan dasar bak serta dibilas dengan air bersih.
- Air laut dimasukkan dengan menggunakan filter bag pada pipa pemasukannya sampai ketinggian air minimal 80 cm. Kemudian diberi kaporit 10 ppm.
- Setelah 2 hari, cek kadar kaporit di cek dengan chlorine test. Setelah netral bibit diatome (Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.) dimasukkan 0,5% dari tonase air.
- Nauplii artemia (kultur 100 gr) ditebar ke bak tokolan 1 hari sebelum benih PLditebar
- Pengukuran kualitas air meliputi salinitas, pH dan suhu dilakukan pada awal pemeliharaan kemudian pengukuran lanjutan pada minggu 1 dan seterusnya dilakukan untuk DO, pH dan NH3, kepadatan plankton dan total vibrio.
- PL 12 yang ditebar harus sudah lolos uji PCR dengan kepadatan 2000 – 4000 ekor/m3.
- Pakan diberikan sebanyak 7 kali dengan jumlah 100 gram/100.000 benur/hari dan dinaikan secara bertahap 5-10%/hari.
- Pergantian air dilakukan jika air sudah kotor, banyak busa atau terjadi blooming plankton.
- Pemanenan dapat dilakukan 2-4 minggu setelah benih ditebar.