@Ibnu Sahidhir
Hormon ecdysteroids mengatur molting dan regenerasi krustase.
Secara ringkas, ecdysteroids yang disintesis oleh organ-y berada dalam pengaturan neuropeptide pada tangkai mata yang dikenal sebagai
molt-inhibiting hormone (MIH) sehingga pembuangannya akan merangsang sekresi ecdysteroids dan percepatan siklus molt. Berhentinya molting dapat juga dikarenakan sekresi ecdysteroids rendah karena degenerasi organ-y. Volume organ-y meningkat seiring peningkatan aktivitasnya. Teknik pembenihan udang terutama windu sangat bergantung pada konsep ini. Pemotongan tangkai mata dapat
mempercepat siklus kawin. Gambar a. menunjukkan ablasi tangkai mata dengan pemotongan sedangkan gambar b. menggunakan cara pencet dengan pinset panas. Kesuksesan ablasi mata sangat bergantung pada ketersediaan nutrisi saat percepatan perkembangan gonad betina.
Beberapa hal berikut ini sering ditemukan dalam ablasi mata
- Jumlah telur induk budidaya lebih sedikit dibanding induk alam baik dilakukan ablasi atau tidak.
- Ablasi meningkatkan jumlah telur dengan meningkatkan frekuensi memijah tetapi bukan jumlah telur per pemijahan.
- Jumlah telur hasil induk ablasi menurun seiring waktu.
- Siklus molting induk ablasi lebih cepat.
- Induk ablasi lebih rentan mati.
- Ablasi memperburuk kondisi betina.
- Daya tetas telur induk ablasi menurun seiring waktu.
- Warna ovari induk ablasi berbeda dengan non-ablasi.
Setelah ablasi induk akan mencapai TKG 3 dalam 3-10 hari jika pakan cocok dan lingkungan kondusif cahaya gelap, suhu hangat, dan tidak ada gangguan fisik.
|
Cara memegang udang ketika ablasi supaya induk tidak meronta-ronta |
|
Cara memencet tangkai mata udang dengan pinset panas |
|
Setelah ablasi, induk direndam selama 45 detik dengan larutan iodin (10%) 20 ppm |