15/12/08

Usaha Budidaya Polikultur Udang Organik Sidoarjo

@Ibnu Sahidhir  -artaquaculture
Peta ini menunjukkan map Kec. Sidoarjo. Saya mengkaji produktifitas lahan tambak polikultur udang-bandeng secara organik dan teknik tradisional. Desa yang diteliti meliputi Desa Kemiri, Desa Pucang Anom, Desa Rangkah Kidul, Desa Sekardangan, dan Desa Gebang. Petambak yang mengikuti udang organik 23 orang dari 120 orang petambak (19%). Dilihat dari sisi luas ada sekitar 233,15 ha masuk dalam program ini dari 3.127,873 ha (7,45%) luas tambak keseluruhan.
Pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan 28 Agustus– 23 September 2006 bertempat di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Jenis data berupa data primer dan sekunder. Data primer berupa data produksi, biaya, pendapatan, dari budidaya organik dan non-organik tahun 2006. 

Jenis data primer tersebut yakni;
1. Biaya investasi yaitu biaya awal yang dikeluarkan sekali dalam periode tertentu dan tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha sehari-hari. Biaya investasi terdiri dari biaya peralatan, konstruksi tambak, peralatan, pembelian pompa, pintu air dan rumah jaga
2. Biaya produksi yaitu biaya yang berhubungan langsung dengan proses budidaya. Biaya produksi terdiri dari biaya pembelian benih, pupuk, kapur, probiotik, pestisida, sewa pompa, solar, transportasi, pajak, penjaga, pengolahan tanah.
3. Produksi; hasil udang dan bandeng per siklus
4. Harga udang dan bandeng
Dikarenakan populasi petambak organik berukuran kecil maka data diambil dengan metode sensus. Metode sensus dilakukan dengan mencacah data dari seluruh anggota populasi petambak organik. Semua petambak responden berjumlah 22 orang (1 orang masih dalam tahap konversi).
Sedangkan metode sampling yang digunakan untuk budidaya non-organik adalah sampling bertingkat dengan jumlah sampel 10% dari populasi (Kuncoro, 2003). Keseluruhan sampel adalah 42 orang yang diambil dari 10% populasi petambak setiap desa. Sampel yang diambil dari Desa Kemiri adalah 3 petambak (dari 32orang), Desa Pucang Anom sejumlah 6 petambak (dari 62 orang), Desa Rangkah Kidul sebanyak 4 petambak (dari 41 orang), Desa Sekardangan sebanyak 10 petambak (dari 99 orang), dan Desa Gebang sebanyak 19 petambak (dari 193 orang).
Data sekunder diambil dengan metode dokumentasi yaitu mempelajari secara seksama arsip Dinas perikanan dan Kelautan Kabupaten Sidoarjo dan PT.ATINA. sedangkan cara pengambilan data primer adalah sebagai berikut
1. Observasi; data diambil dengan pengamatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti seperti data cara mengelola tambak, pemakaian peralatan dan bentuk tambak.
2. Wawancara; data diambil dengan berdiskusi dengan para petambak secara individual atau kelompok dan kemudian mengkonfirmasikannya dengan petambak lain.
3. Questionair; questionair diuji terlebih dahulu kepada beberapa petambak sebelum dilakukan pengambilan data. Pertanyaan yang tidak relevan dihilangkan dan hal-hal baru yang penting ditambahkan.